
Menurut Laporan Pasar Global Coworking Space 2022, ukuran pasar industri ruang kerja bersama global akan tumbuh dari US$13,60 miliar pada 2021 menjadi US$16,17 miliar pada 2022 dengan CAGR 18,9%. Laporan tersebut juga menggarisbawahi bahwa pertumbuhan bisnis ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan jumlah start-up, termasuk tren kerja fleksibel di kalangan pekerja muda.
Bahkan, bisnis ini pun sempat mengalami turbulensi akibat dampak virus corona yang memuncak pada pertengahan tahun 2020. Diperkirakan penurunan permintaan ruang kerja bersama telah turun lebih dari 50% karena kebijakan kerja dari rumah yang diberlakukan oleh para aktivis start-up. Di era new normal ini, muncul tren kerja hybrid – menggabungkan kerja jarak jauh dan bekerja di kantor – memberi pekerja lebih banyak fleksibilitas dalam memilih ruang kerja.
Di tengah prediksi optimis di atas, kabar buruk baru-baru ini datang dari salah satu operator coworking space paling maju di Indonesia, CoHive. Startup yang dipimpin Chris Angkasa (CEO) itu saat ini terlilit utang dan sedang menjalani restrukturisasi. Kasus tersebut juga sudah sampai di persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Bahkan sumber DealStreetAsia mengatakan dampak dari masalah ini dapat membuat CoHive menutup operasi ruang kerja bersamanya.
DailySocial.id telah menghubungi perusahaan untuk meminta komentar atas berita yang beredar. Namun, hingga berita ini tersiar, CoHive enggan menanggapi.
Perluasan bisnis coworking space sangat bergantung pada biaya operasional. Dalam memberikan pelayanan, mereka menawarkan ruang kerja dan fasilitas berkualitas yang didukung oleh berbagai program unggulan.
Menurut laporan DSInnovate, terdapat lebih dari 300 pemain coworking space dengan berbagai ukuran yang tersebar di 45 kota di Indonesia setelah pertumbuhan jumlah pemain startup yang signifikan.
CoHive telah didukung oleh sejumlah investor termasuk East Ventures, Insignia, Naver Corp dan lainnya. Terakhir, mereka mengumumkan putaran pendanaan Seri B, sehingga total dana ekuitas yang terkumpul menjadi sekitar US$40 juta atau Rp623 miliar. Menurut sumber, pendanaan ini telah melambungkan valuasi perusahaan menjadi lebih dari $100 juta.
Saat ini, CoHive mengoperasikan layanannya di berbagai kota. Selain Jakarta, ada juga Medan dan Surabaya. Layanan yang ditawarkan sangat beragam melalui keanggotaan CoHive dan mulai dari ruang kerja, coworking, kantor pribadi, ruang pertemuan hingga coliving. Untuk ekspansi terbaru di Surabaya pada 2019-2020, Tanrise Property dan TIFA Properti menjadi mitra strategis.
Sumber :